Kamis, 21 Mei 2009

Ulos

MACAM-MACAM ULOS BATAK

1.ULOS JUGIA
Ulos ini disebut juga ulos “naso ra pipot” atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos “homitan” yang disimpan di “parmonang-monangan” (hombung). Jenis ini menurut kepercayaan orang batak tidak dapat dipakai kecuali oleh orang yang sudah saurmatua, yaitu semua anak laki-laki dan perempuan sudah kawin dan dari semua anaknya itu telah mempunyai cucu. Hanya orang yang demikian itulah disebut “na gabe”, yang berhak memakai ulos tersebut.
Selagi masih ada anaknya yang belu kawin atau masih ada yang belum mendapat keturunan, walaupun telah mempunyai cucu dari anak laki-laki dan perempuan lainnya yang telah kawin, belum bisa digolongkan sama dengan tingkatan saurmatua.
Beratnya aturan pemakaian ulos ini menyebabkan ini merupakan benda langka hingga banyak orang Batak yang tidak mengenalnya. Ulos ini sering merupakan barang warisan orang tua kepada anak-anaknya dan nilainya sama dengan sitoppi (emas yang dipakai oleh istri raja-raja padawaktu pesta).
2.ULOS RAGIDUP
Ulos ini setingkat dibawah ulos jugia. Banyak orang beranggapan ulos ragiduplah yang paling tinggi nilainya, oleh sebab dilihat dari bentuk motifnya, lebarnya, cara penenunannya yang sangat rapi dan teratur, sangat nyata perbedaannya dari ulos-ulos yang lain. Dan memang cara penenunan ulos ragidup ini sangat sulit, harus teliti sekali dan hanya akan dipercayakan pada penenun yang telah cukup banyak mempunyai pengalaman tenun menenun.
Ulos ragidup sebenarnya terdiri dari 5 bagian yang ditenun secara terpisah-pisah, baru kemudian disatukan (di-ihot) dengan rapi hingga jadi bentuk satu ulos.
Ada dua sisi ulos ini sebelah kiri dan sebelah kanan, disebut ambi. Bagian tengah ada 3 bagian, dipinggir atas dan dipinggir bawah yang disebut “kepala ulos” yang hampir mirip bentuknya tetapi tidak sama benar, disebut namanya tinorpa, dan bagian tengahnya merupakan”badan ulos yang disebut tor. Penenunan kelima bagian tersebut dilakukan dengan sangat cermat sekali, oleh sebab semua motifnyua memberikan arti sendiri. Oleh sebab itu pada waktu memesan ulos ragidup, yang berkepentingfan perlu menjelaskan maksud penggunaan ulos tersebut, atau bila mana membeli yang sudah ada , maka motif-motif ulos tersebut diperiksa atau dibaca secara teliti.
3.ULOS RAGI HOTANG
Ulos ini biasanya diberikan kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai Ulos Hela. Dengan pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin kedua pengantin dapat teguh seperti rotan (hotang). Cara pemberiannya kepada kedua pengantin ialah disampirkan dari sebelah kanan pengantin lelakisetinggi bahu terus sampai kesebelah kiri pengantin perempuan, lalu disatukan ditengah dada seperti terikat.
Pada zaman dahulu rotan adalah tali pengikat sebuah benda yang dianggap paling kuat dan ampuh. Inilah yang dilambangkan oleh ulos ragi hotang tersebut.
4.ULOS SADUM
Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana yang sukacita. Di Tapanuli Selatan misalnya ulos ini biasanya dipakai sebagai ulos panjangki (parompa) bagi keturunan “Daulat, Baginda atau Mangaraja”
Untuk mengundang (marontang) Raja-raja, Ulos ini dipakai sebagai alas sirih diatas pinggan godang(burangir/haronduk panyurduan). Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di Tapanuli selatan yang dilarang memaki ulos ini.
Begitu indahnya ulos ini sehingga didaerah lain sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan untuk pejabat yang berkunjung ke daerah dan bukan dibuat sebagai hiasan dinding.
5.ULOS RUNJAT
Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya tau orang terpandang sebagai ulos endang-endang (pada waktu pergi ke undangan). Ulos ini dapat pula diberikan kepada penganten oleh keluarga dekat menurut versi (tohonan)Dalihan Natolu diluarHasuhuton Bolon, misalnya oleh Tulang, Pariban dan Pamarai.
Juga ulos ini dapat diberikan pada waktu mangupa-upa atau pada waktu ulaon si las niroha (acara gembira).
Kelima jenis ulos yang disebut diatas adalah merupakan ulos homitan (simpanan), yang hanyakelihatan pada waktu tertentu saja. Karena ulos ini jarang dipakai, hingga tidak perlu dicuci, biasanya cukup dijemur disiang hari pada waktu bulan purnama (tula).
6.ULOS SIBOLANG
Ulos ini dapat dipakai untuk keperluan duka atau sukacita. Untuk keperluan dukacita biasanya dipilih dari jenis yang warna hitamnya menonjol.
Dalam peristiwa duka cita ulos ini paling banyak dipergunakan orang. Misalnya untuk ulos saput atau ulos tujung harus dari jenis ulos ini, tidak boleh dari jenis yang lain.
Dalam upacar perkawinan, ulos ini biasanya dipakai sebagai tutup ni ampang dan juga bisa disandang, akan tetapi harus dipilih dari jenis yang warna putihnya menonjol. Inilah yang disebut Sibolang Pamontari.
Karena ulos ini dapat dipaki untuk segala keperluan adat maka ulos ini terlihat paling banyak dipakai dalam upacara adat. Harganya juga relatif murah dan terjangkau masyarakat. Hanya saja ulos ini tidak lazim dipakai sebagai ulos pangupa atau parompa.
7.ULOS SURISURI GANJANG
Ulos ini dinamai ulos surisuri ganjang karena berbentuk sisir memanjang. Ulos ini dapat diberkan sebagai ulos hela kepada pengantin baru.
Dahulu ulos ini dipergunakan sebagai ampe-ampe/hande-hande. Pada waktu margondang (memukul gendang) ulos ini dipergunakan oleh pihak hula-hula untuk manggabei pihak borunya. Karena itu ulos ini sering juga disebut ulos sabe-sabe.
Ada keistimewaan ulos ini yaitu, karena panjangnya melebihi ulos biasa, hingga bisa dipakai sebagai ampe-ampe bila dipakai dua lilit pada bahu kiri dan kanan, sehingga kelihatan si pemakai layaknya memakai dua buah ulos.
8.ULOS MANGIRING
Ulos ini mempunyai ragi nyang saling iring beriring, melambangkan kesuburan dan kesepakatan. Sering diberikan oleh seorang tua sebagai ulos parompa kepada cucunya, agar seiring dengan pemberian ulos itu kelak akan lahir pula adik-adiknya sebagai temannya seiring dan sejalan.
Sebagai pemakai sehari-hari ulos ini dapat dipakai sebagai tali-tali(detar) untuk laki-laki dan untuk wanita disebut saong atau tudung. Pada waktu upacara mampe goar ulos ini dapat pula dipakai sebagai bulang-bulang, diberikan oleh pihak hula-hula kepada menantunya.
Catatan : Bila mampe goar untuk anak sulung, harus dari jenis Bintang Maratur.
9. ULOS BINGANG MARATUR
Raginya menggambarkan jejeran bintang yang teratur, jejeran bintang ini menggabarkan arang yang patuh rukun seia dan sekata dalam ikatan kekeluargaan. Juga dalam hal sinadongan (kekayaan) atau hasangapon (kemuliaan) tidak ada yang timpang. Semuanya berada dalam tingkatan yang rata-rata sama.
Dalam hidup sehari-hari dapat dipakai sebagai hande-hande(ampe-ampe) juga dapat dipakai sebagai tali-tali atau saong . Nilai dan fungsinya sama dengan ulos pangiring dan harganya pun relatif sama.
10. ULOS SITOLUNTUHO
Ulos ini biasanya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita. Tidak mempunyai makna adat, kecuali bila diberikan kepada seorang anak yang baru lahir sebagai ulos parompa.
Jenios ulos ini dapat dipakai sebagai tambahan yang dalam istilah adat dikatakan ulos panoropi yang diberikan oleh pihak hula-hula kepada pihak boru yang sudah terhitung keluarga jauh.
Disebut sitoluntuho karena raginya berjejer tiga merupakan tuho atau tugal, yang biasanya dipakai untuk melobangi tanah untuk bertanam benih.
11.ULOS JUNGKIT
Ulos ini disebut ulos na nidongdang atau ulos purada. Purada atau pemata merupakan penghias dari ulos tersebut.
Dahulu ulos ini dipakai oleh para gadis dari keluarga raja-raja, merupakan hoba-hoba yang dipakai hingga batas dada. Juga pada waktu menerima tamu pembesar atau waktu upacara perkawinan.
Dahulu purada atau permata ini dibawa saudagar-saudagar dari india lewat pelabuhan Barus. Akan tetapi pada pertengahan abad XX permata tersebut tidak ada lagi diperdagangkan, maka bentuk permata dari ragi ulos tersebut diganti dengan cara “manjungkit” benang ulos tersebut.
12.ULOS LAIN-LAIN
Masih ada lagi jenis ulos batak yang lain, tetapi yang sudah jarang sekali kelihatan dan jarang dipakai dalam acar-acara adat biasa. Misalnya ulos Lobu-lobu yang mempunyai keperluan khusus untuk orang yang sering dirundung kemalangan(kematian anak). Oleh sebab itulah ulos ini kini jarang sekali, sehingga banyak orang tidak mengenalnya.
Sekedar untuk mengetahuinya, dibawah ini disebut beberapa jenis Ulos Batak lainnya :
a. Ragi Panei
b. Ragi Hatigoran
c. Ragi Ambasang
d. Ragi Sidosdos
e. Ragi Sampuborna
f. Ragi Siattar
g. Ragi Sopot
h. Ragi Si imput ni hirik
i. Ulos Bulean
j. Ulos Padang Rusa
k. Ulos Simata
l. Ulos Happu
m. Ulos Tukku
n. Ulos Lobu-lobu
o. Dan lain-lain

Tidak ada komentar: